Pembelajaran yang dilakukan dari rumah tanpa bertemu dengan pendidik dan peserta didik lainnya dalam jangka waktu yang cukup lama, perlu dikemas menarik dengan mengutamakan pengalaman belajar peserta didik, agar peserta didik tidak mudah bosan dan tetap semangat untuk berperan aktif. Untuk itu penting bagi pendidik, dapat memvariasikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, salah satunya yaitu belajar dari rumah yang menerapkan model discovery-inquiry learning. Seperti apa gambaran model discovery-inquiry learning, mari kita ikuti penjelasan berikut.
Model discovery-inquiry learning merupakan gabungan dari model pembelajaran discovery dan model pembelajaran inquiry. Pada discovery masalah yang dihadapkan kepada peserta didik merupakan masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Pada proses discovery-inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
Tujuan penerapan model discovery-inquiry learning yaitu mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan, dan mengkondisikan peserta didik untuk membudayakan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill), berpikir ilmiah secara kreatif dan kritis, dengan sintaks model pembelajaran discovery-inquiry learning.
Kelebihan dari model pembelajaran discovery-inquiry learning adalah: 1) Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer kepada situasi-situasi proses belajar yang baru; 2) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas insiatifnya sendiri; 3) memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar; 4) strategi pembelajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi menjadi pembelajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide; dan 5) model ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga tahan lama dalam ingatan dan menjadi lebih baik.
Tahapan/sintak model discovery-inquiry learning terdiri dari 6 sintak: Pemberian Rangsangan (Stimulation), Identifikasi Masalah (Problem Statement), Pengumpulan Data (Data Collection), Menarik Kesimpulan (Generalization), Pembuktian (Verification), dan Pengolahan Data (Data Processing). Model pembelajaran discovery-inquiry learning dapat diterapkan dengan memanfaatkan Rumah Belajar. Apa Itu Rumah Belajar? Rumah Belajar adalah portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis.
Enam Tahapan/sintak model discovery-inquiry learning, dapat diterapkan dalam belajar dari rumah secara daring, khususnya di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini yang mengakibatkan sekolah tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di kelas. Pada tahap persiapan, peserta didik mendaftar kelas daring (online) melalui fitur Kelas Maya di Rumah Belajar yang telah disediakan pendidik. Kemudian pada tahap Stimulation, peserta didik menyimak materi stimulus berupa video/gambar/simulasi yang diberikan pendidik dalam kelas. Bahan stimulus bisa dicari di fitur Sumber Belajar dan fitur Laboratorium Maya pada Rumah belajar. Pada tahap problem statement, peserta didik menyampaikan respon atas stimulus dari pendidik secara tatap maya menggunakan aplikasi vicon. Kemudian peserta didik ditugaskan secara mandiri atau kelompok mengidentifikasi dan merumuskan masalah sesuai stimulus yang telah diberikan pendidik.
Pada tahap data collection, peserta didik secara mandiri atau kelompok berkolaborasi mengumpulkan data dari fitur Sumber Belajar atau fitur Buku Sekolah Elektronik serta melakukan percobaan dari fitur Laboratorium Maya pada Rumah Belajar, kemudian peserta didik berdiskusi memanfaatkan forum diskusi pada fitur Kelas Maya. Pada tahap data processing, peserta didik secara mandiri atau kelompok berkolaborasi melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan kemudian merumuskan hasil diskusi dan mengunggah ke Kelas Maya/Kelas Digital sebagai penugasan secara mandiri. Pada tahap verification, peserta didik mempresentasi hasil pengolahan data ke peserta didik lainnya dan pendidik, melalui vicon. Jika tidak memungkinkan melakukan vicon, maka bisa diganti dengan mengirimkan tayangan video presentasi yang dikirimkan ke grup Whatsapp kelas. Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain, melalui grup Whatsapp kelas. Pada tahap generalization, peserta didik secara mandiri atau kelompok membuat kesimpulan atau generalisasi berdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari pendidik dan peserta didik lainnya, kemudian mengunggahnya ke Kelas Maya atau Kelas Digital di Rumah Belajar sebagai penugasan mandiri.
Demikianlah penerapan model discovery-inquiry learning memanfaatkan Rumah Belajar. Rumah Belajar: Belajar Dimana Saja, Kapan Saja, Dengan Siapa Saja. Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia!